Sabtu, April 23, 2011

Kamis putih dan Jum'at Agung di Maastricht

Memasuki tri hari suci paskah aku teringat akan meriahnya perayaan di tanah air, terutama di tempat kelahiranku di Kalimantan Barat. Gereja-gereja penuh oleh umat yang ingin beribadat, mulai dari anak-anak sampai ke orang-orang tua. Mereka bersuka ria untuk beramai-ramai bersama berdoa di Gereja.

Suasana begitu berbeda ketika aku dan temanku, Petronela (Indonesia) dan Villialdo (Guatemala) menghadiri ibadat Jum'at Agung di Pusat Paroki gereja Santa Theresia, Maastricht. Di gereja megah, seperti Katedral di Jakarta, ini sejauh yang saya bisa perhatikan hanya kami bertigalah anak mudanya. sisanya adalah mereka yang usianya kuperkirakan lebih dari setengah abad...Hal yang sama terjadi juga saat aku dan Nela Misa kamis putih di Kapel biara Suster-suster carolus Boromeus( Suster yang sama yang mengurus rumah sakit St.Corolus Jakarta) di dekat Centrum Maastricht.

Menurut suster Hedwig, asal Indonesia, yang sudah 2 tahunan ini bertugas di Maastricht, penomena ini adalah hal biasa yang sekarang di Belanda. Ia mengambil contoh bahwa biara mereka sudah 25 tahun terakhir ini tidak ada pelamar dari Belanda. Semua suster-suster muda yang saat ini bertugas berasal dari Indonesia, Philipina, Tanzania, dan daerah lainnya di luar Eropa. Untuk saat ini tambah beliau hampir tidak mungkin ada pelamar dari warga lokal. Aku jadi teringat saat PDO sebelum keberangkatan, dimana dari statistik penduduk Belanda di ketahui bahwa banyak dari mereka adalah tidak beragama. Namun, sisi kontrasnya adalah tingkat kriminalitas di sini cukup rendah.

Sungguh miris memang jika mengkilas balik ke beberapa abad yang lalu. Dulu Belanda, Eropa umumnya, adalah pusat penyebaran agama Kristen. Hal ini bisa diketahui dari teks-teks sejarah dan bukti nyata yang masih bisa di saksikan sekarang adalah bahwa Gereja sangat banyak dan dapat ditemukan dengan mudah, terutama di Maastricht. Namun kini sungguh kontras, gereja-gereja di Maastricht banyak yang sudah di alih fungsikan. Ada yang menjadi toko buku, hotel, dll.

Kembali saya berpikir saat selesai Ibadat Jum'at agung, "trend beragama kini mulai berbalik". Jika dulu para misionaris datang dari Eropa ke Asia, maka kini mereka datang dari Asia ke Eropa...

Namun, apapun yang terjadi sekarang ini, saya yakin bahwa Tuhan pasti punya rencana yang indah bagi umatnya.

Selamat Paskah untuk semua yang merayakannya.


2 komentar:

Aspiandi mengatakan...

That's so wonderfull experience for you, many peoples want to have it, but there's no chance.
Good luck for u, and promote our best custom and culture to them.

Anonim mengatakan...

ayo pak Guru rajin rajin nulis di Blog he he