Senin, November 16, 2020

SAYA DAN SI CORONA YANG BARU: YA SAYA SUDAH SEMBUH DAN MENANG

 


            Pertama kali saya mendengar kabar tentang si Corona yang baru ini, selanjutnya akan saya sebut saja sebagai si Corona, adalah pada penghujung tahun 2019 lalu, ketika saya masih berada di Wageningen, sebuah kota kecil di tengah-tengah negara Belanda. Saat itu di bulan Desember saya sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan disertasi PhD dan persiapan untuk sidang terbuka PhD, nun jauh di belahan timur dunia, tepatnya di Kota Wuhan, publik digemparkan dengan munculnya si Corona yang membawa penyakit yang dikenal sebagai Covid-19. Namun baru akhir-akhir ini saya sempat berjumpa dengan si Corona ini, dan dia cukup ramah dengan saya.

Apa sih si Corona itu?

        Si Corona ini memiliki nama lengkap Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2). SARSCoV-2 ini merupakan virus Corona jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Adapun penyakit menular yang disebabkan oleh si Corona (SARSCoV-2) ini disebut sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Sebelumnya memang telah dikenal setidaknya ada 2 jenis ‘kakak’ nya si Corona yang telah menyerang manusia juga, yaitu si Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan si Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang dulu sempat menghebohkan sebagian dunia. Namun kedua pendahulunya ini dulu tidak sampai ke pulau Borneo. Berbeda denan pendahulunya yang kurang lincah dalam ‘berjalan dan terbang”, si Corona SARSCoV-2 ini lebih suka berjalan dan berkeliling dunia, dengan bantuan manusia tentunya. Sehingga saat ini hampir tidak ada negara di dunia ini yang belum didatanginya, termasuk kota kecil Ngabang, di Kabupaten Landak. Akibat serangan si Corona terhadap setiap orang berbeda-beda. Ada yang tidak memiliki gejala apapun, dikenal dengan istilah asimtomatik, sehingga orang-orang tersebut tidak mengetahui kalua si Corona sedang menumpang dirinya untuk jalan-jalan. Namun pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.

Perjumpaan saya dengan si Corona

Perjumpaan saya dengan si Corona ini tidak pernah saya sadari sebelumnya. Dalam aktivitas sehari-hari, saya berusaha untuk selalu mengikuti protokol kesehatan: memakai masker; menjaga jarak; dan mencuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer. Beberapa kali saya menjalani rapid test dan selalu mendapat hasil non reaktif. Kini memang metode pendeteksian si Corona dengan rapid rest ini sudah tidak disarankan lagi baik oleh WHO ataupun oleh Kementerian Kesehatan Indonesia seperti yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang ditanda tangani oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 13 Juli 2020 lalu (selanjutnya saya singkat sebagai KMK 413).  KMK 413 ini menegaskan bahwa untuk mengdiagnosis kasus COVID-19 harus menggunakan pemeriksaan dengan metode deteksi molekuler/NAAT (Nucleic Acid Amplification Test) seperti RT-PCR (termasuk Tes Cepat Molekuler/TCM). Sampai saat ini di kota Ngabang baru bisa dilakukan pemeriksaan swab dengan metode TCM, sedangkan untuk pemeriksaan RT-PCR masih harus mengirimkan sampel ke RS UNTAN, Pontianak.

          Bermula dari adanya kasus konfirmasi positif dari salah seorang rekan di kantor saya, akhirnya kantor mengirim surat kepada Dinkes Kab. Landak meminta agar dilakukan test swab terhadap semua pegawai di kantor. Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk melakukan pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19. Singkat kata setelah dilakukan swab dan seminggu kemudian kami mendapatkan hasil bahwa saya dan termasuk beberapa rekan di kantor dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Patut diketahui bahwa semua kami yang terkonfirmasi tersebut tidak memiliki gejala alias asimtomatik.  Sebagai konsekuansi dari hal tersebut, kantor diliburkan selama 1 minggu dan semua yang terkonfirmasi melakukan isolasi mandiri sampai dinyatakan sembuh. Adapun untuk kasus asimtomatik, kriteria bebas isolasi dan kesembuhan kini mengacu kepada Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terbaru KMK 413 Hari ini, Senin 16 November 2020, kami sudah bisa beraktivitas kembali di kantor setelah dinyatakan sembuh pada tanggal 12 November 2020 lalu melalui surat dari Dinas Kesehatan Nomor 440/3154/Sekre-B/XI/2020.

Stigma Masyarakat terhadap mereka yang terkonfirmasi Covid-19

               Berbicara mengenai Covid-19 ada beragam reaksi yang terjadi di masyarakat kita, ada mereka yang menanggapi biasa-biasa saja, ada mereka yang takut sewajarnya dan adapula mereka yang takut berlebihan. Namun sangat disayangkan juga bahwa dari mereka yang takut ini masih banyak juga mereka yang abai terhadap protokol kesehatan yang sudah di atur oleh pemerintah; seperti misalnya menjaga jarak dan memakai masker.

               Berdasarkan pengalaman dari penulis dan beberapa rekan yang terkonfirmasi positif, stigma masyarakat terhadap mereka yang terkonfirmasi positif terhadap Covid-19 di Kabupaten Landak masih sangat buruk. Lebih parahnya lagi, stigma negatif ini bukan hanya muncul dari masyarakat awam tapi juga bahkan dari sesama ASN dan juga bahkan dari sebuah institusi. Penulis masih bisa memahami jika memang masyarakat awam banyak yang belum paham akan Covid-19 sehingga mereka terkesan mengucilkan mereka yang terkonfirmasi. Namun, sebuah “pengucilan dan penolakan” dari rekan-rekan sesama ASN dan juga dari sebuah institusi terhadap sebuah institusi sangat disayangkan. Tidak sepatutnya sebuah instutusi menolak kehadiran pegawai (yang tidak terkonfirmasi positif covid-19) dari sebuah institusi yang diundang untuk menghadiri rapat penting hanya karena adanya kasus konfirmasi positif dari sebagian pegawai disebuah institusi tersebut. Berangkat dari pengalaman kami tersebut, penulis mengajak semua lapisan masyarakat, terutama para ASN untuk bisa memberikan edukasi yang benar tentang Covid-19. Adapun materi edukasi tentang Covid-19 bisa diunduh dari tautan berikut https://covid19.go.id/edukasi/materi-edukasi . Semoga kita tidak menjadi orang-orang yang munafik, yang berteriak-teriak mengatakan bahwa mari kita bantu dan jangan kucilkan mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19, namun malah kita sendiri yang menjadi sumber penyebar keresahan dan melakukan pengucilan tersebut.

Tetap sehat dan Fit Bersama si Corona

Sedikit tips bagi kalian yang mungkin saat ini sedang terpapar si Corona ataupun mungkin suatu saat nanti terpapar dan terpaksa juga berkenalan dengan si Corona ini, kunci utama menuju kesembuhan adalah tetap menjaga kebugaran dan Kesehatan serta imunitas tubuh kita. Selama menjalani isolasi, aktivitas saya setiap bangun pagi adalah melakukan olahraga singkat kemudian dilanjutkan dengan sarapan dan kemudian santai ngopi sambil berjemur dan membaca buku. Siang hari saya menyempatkan tidur siang selama 1-2 jam. Sore harinya dilanjutkan dengan santai dan berolahraga lagi. Makan cukup 3 kali sehari dengan gizi yang seimbang. Konsumsi vitamin, terutama vitamin C untuk memenuhi kebutuhan vitamin harian tubuh. Malam harinya saya juga tidur lebih awal. Selain itu yang paling penting adalah tetap santai dan gembira.

Sebagai tambahan berikut saya sertakan materi-materi yang berguna dalam menghadapi Covid-19. Anda dapat mengunduh materi-materi berikut yang saya kutip dari KMK 413.

1. Pedoman penggunaan herbal dan suplemen Kesehatan dalam menghadapi Covid-19 di Indonesia. Link: https://bit.ly/BUKUPEDOMANHERBALDANSK2020

2.      Buku Saku obat tradisional untuk daya tahan tubuh,
Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_OT  

3.      Buku saku suplemen Kesehatan untuk memelihara daya tahan tubuh dalam menghadapi Covid-19 “Probiotik” Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_PROBIOTIK

4.      Buku saku suplemen Kesehatan untuk memelihara daya tahan tubuh dalam menghadapi covid-19 “Vitamin C” Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_VITC

5.      Buku saku suplemen Kesehatan untuk memelihara daya tahan tubuh dalam menghadapi covid-19 “Vitamin D” Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_VITD

6.      Buku saku suplemen Kesehatan untuk memelihara daya tahan tubuh dalam menghadapi covid-19 “Vitamin E”  Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_VITE

7.      Buku saku suplemen Kesehatan untuk memelihara daya tahan tubuh dalam menghadapi covid-19“ZINK” Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_ZINK

8.      Buku saku suplemen Kesehatan untuk memelihara daya tahan tubuh dalam menghadapi covid-19 “SELENIUM” Link: https://bit.ly/BUKUSAKU_SELENIUM


Vaksin dan antibodi untuk melawan si Corona

Seperti halnya penyakit-penyakit manular lainnya yang disebabkan oleh virus, Covid-19 baru tidak akan menjadi ancaman bagi umat manusia lagi ketika ditemukannya vaksin. Melalui vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh inilah nanti maka tubuh setiap umat manusia akan diperkenalkan dengan si Corona dan akan tercipta antibodi untuk melawannya ketika si Corona akan mampir/masuk ke dalam tubuh kita. Pada saat saat saya membuat tulisan ini, menurut WHO kini tercatat sudah ada 48 kandidat vaksin yang sedang dalam tahap evaluasi klinis (clinical evaluation) dan 164 kandidat vaksin sedang berada dalam tahap pra evaluasi klinis (preclinical evaluation). Data lengkapnya dapat dilihat di sini https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-covid-19-candidate-vaccines .

Selain dengan metode vaksinasi, cara tubuh membentuk antibodi adalah Ketika seseorang sudah pernah terpapar atau terkena virus tertentu. Jadi dalam hal ini kami para pasien Covid-19 yang sudah sembuh ini di dalam darah kami sudah terbentuk antibody yang siap melawan si Corona jika suatu saat dia akan datang kembali. Dalam berita dari Tribun Pontianak kemarin (Minggu, 15 November 2020) diberitakan bahwa pada 13 November 2020 lalu, Pemprov KalBar mendapat bantuan alat pemisahan Plasma darah dari Kemenkes. Melalui alat ini, pasien yang sudah sembuh dari virus Corona dan memiliki antibodi bisa mendonorkan darahnya untuk terapi kepada pasien yang masih dirawat. Jadi, daripada kalian mengalami ketakutan yang berlebihan kepada kami, entah itu karena “kebodohan” kalian yang akut atau karena kalian malas mencari informasi atau memang karena kalian Sukanya bergosip dan memang pembenci, sebaiknya kalian dekat-dekatlah dengan kami. Mungkin suatu saat darah kami ini berguna buat kalian.

Ngabang, 16 November 2020,

Pangalajo.

Dia yang sembuh dari Covid-19