Senin, November 24, 2008

Makna Sebuah Kebakaran, refleksi dari kejadian 15 November 2008 di SMA Santo Paulus

Mendengar kata kebakaran kita sering membayangkan kejadian yang sangat menyedihkan, memilukan, bahkan meluluhlantakkan semua benda yang terbakar. Ya itulah yang hampir terjadi dengan SMA Santo Paulus Pontianak pada sabtu siang kemarin ( 15 November 2008 ) sekitar pukul 11.25 WIB. Kepulan asap hitam yang keluar dari ruang Lab Komputer C membuat panik para siswa yang masih berada di lantai 2 dan 3 gedung SMA. Mereka berhamburan keluar dari ruang kelas menyelamatkan diri. Namun kebanyakan dari mereka setelah sampai di luar malah asyik menyaksikan pemandangan yang langka tersebut, rtanpa tahu harus berbuat apa. Mereka hanya tahu bahwa api tersebut berbahaya, tapi bagaimana menjinakkan si Jago merah tersebut mereka "bodoh".

Siang itu saya baru saja selesai makan siang di kantin Bu Yus yang berada di samping depan gedung lab yang terbakar, tepatnya di pojok kiri depan. Saat melihat para siswa menengadah ke atas ke arah gedung komputer, saya yang baru mau kembali ke ruang guru juga ikut melihat ke arah pandangan umum tersebut. Ternyata asap hitam yang keluar dari ventilasi ruangan yang terbakar tersebut bagaikan semburan asap pabrik pembakaran batu bata di sekitar Bandung. Hitam pekat, sangat hitam dan penuh partikel padat. saya langsung masuk dengan tenang menuju ruang rugu, di sana saya langsung mengambil tabung pemadam kebakaran yang masih bergantung dengan tenangnya. saya bawa tabung tersebut menuju lantai 2, ka arah ruangan yang terbakar. Di sana sudah ada Pak Sutaryo yang mencoba memadamkan api dengan menyemprotkan cairan pemadam melalui pintu yang sudah didobrak. juga tampak puluhan siswa yang membantu mengangkut air untuk memadamkan api tersebut.saya pun langsung bergabung dengan mereka ikut menyemprotkan tabung yang saya bawa, sampai habis. Tapi apa yang terjadi, asap tetap saja tebal, karena memang kami tidak tahu apa yang kami semprot.....seluruh ruangan hanya tampak hitam.....mungkin pikir saya black hole sudah pindah ke sini. Total sudah habis tiga tabung yang kami semprotkan, tapi tidak ada perubahan.

Sayapun turun ke bawah menuju bagiaan belakang gedung, di sana saya melihat ada tangga yang dapat mencapai lantai 2, dan kebetulan jendela ruangan tersebut terbuat dari kaca. maka dengan di bantu oleh Onix, karyawan SMA St. Paulus, saya memanjat ke lantai 2 gedung tersebut, lalu jendela kaca tersebut saya pecahkan. Brakkkkkk.... begitu kaca di pecahkan semburan asappun keluar hingga membuat saya kaget dan reflek menunduk. sesaat kemudian sumber api langsung terlihat....2 buah monitor sedang terbakar...bagaikan nyala api unggun saat acara pramuka. nyalanya membumbung sampai menyentuh flapon triplek di atasnya. saya lalu menyemprotkan api tersebut dengan slang yang di pasang ke kran oleh Onik, tapi tidak banyak membantu, karena airnya sangat kecil. Lalu saya minta pak Arif....untuk mengambil tabung pemadam yang masih ada di Lab Kimia....kemudian sumber api tersebut dapat di padamkan sekitar pukul 12.00 WIB. Namun asap pekat masih banyak di dalam ruangan....saya lalu memecahkan 2 kaca jendela lagi sehingga asap banyak yang keluar. Sesaat kemudian datanglah unit pemadam kebakaran yang di hubungi oleh pihak sekolah, saya tidak tahu persis siapa yang menghubunginya....lalu mereka menyemprot dari arah pintu depan untuk memastikan api benar-benar padam.

Suasana saat itu cukup panik.....semprotan air dari pemadam kebakaran tersebut membuat basah seluruh ruangan tersebut....termasuk 48 unit monitor dan Office Station serta komputer server yang belum terbakar juga menjadi basah. Juga ruang Tata Usaha yang berada persis di bawah Lab ikut kebagian banjit kiriman dari lantai atas. Setelah asap benar-benar hilang, dengan di bantu oleh para siswa seluruh komputer di angkut ke perpustakaan dan juga arsip2 di ruang TU juga di pindahkan ke tempat yang lebih aman.

Apa yang sangat terasa saat kebakaran itu adalah menurut saya telah terjadi suatyu interaksi sosial yang baik antar warga sekolah...baik guru dengan karyawan maupun para siswa/i ikut bahu membaha bekerja tanpa perlu di paksa....tapi dengan satu visi dan misi....sekolah kami harus selamat. Dan memang itulah yang terjadi....kami membereskan sisa kebakaran sampai sore....dan pada malamnya acara penutupan pesta ulang tahun sekolah tetap dilangsungkan. Dalam kata sambutannya Bruder Aloysius, ketua yayasan YPSB mengatakan bahwa kebakaran mempunyai dua makna yaitu makna sebenarnya yang menghanbcurkan apa saja yang terbakat...dan makna kedua yang saya rasa penting menjadi refleksi kita bahwa kabarakan dapat mengubah bentuk....yang keras menjadi lembut dan "kebakaran" di dalam dada berupa api semangat dapat membuat kita menjadi lebih maju.

Tidak ada komentar: